5 Penyebab Runtuhnya Andalusia, Kronologi dan Dampaknya

Runtuhnya Andalusia

lavozdelpitic – Tadinya Andalusia adalah negeri yang besar dan jadi pusat dari peradaban Islam. Kemudian apa yang menimbulkan runtuhnya Andalusia sehingga peradaban tersebut kesimpulannya sirna? Apakah sebab terdapatnya perang kerabat, keadaan politik yang carut marut, ataupun kalah perang?

Andalusia sesungguhnya memiliki sejarah yang panjang. Negeri ini jadi salah satu tonggak titik dini penyebaran agama Islam di kawasan Eropa. Banyak sejarawan yang berkata kalau era keemasan Andalusia jadi indikator berhasilnya perluasan muslim ke daerah Afrika– Eropa.

Runtuhnya Andalusia

Penyebab Runtuhnya Andalusia

Runtuhnya Andalusia tidak terjalin dalam sekejap mata. Prosesnya lumayan panjang dan di mempengaruhi oleh banyak aspek, antara lain:

1. Terdapatnya Raja Boneka

Naiknya Hisyam II jadi raja Andalusia di umur belia membuat keadaan negeri tidak normal. Sebab umurnya belum memadai sebagai raja, hingga pengaturan pemerintahan dibantu oleh bunda Hisyam II dan Hajib al-Mansyur, salah satu keluarga dekat kerajaan.

Hajib al-Mansur nyatanya tidak dapat memerintah Andalusia dengan baik. Dia individu yang ambisius dan haus dengan kekuasaan. Semenjak naiknya Hajib al-Mansyur sebagai penasehat raja, seluruh khalifah ataupun raja Andalusia cuma berperan sebagai pemimpin boneka.

Kala Hajib al-Mansur kesimpulannya meninggal, jabatannya digantikan oleh anaknya, Abdul Malik al-Muzaffar. Seragam dengan bapaknya, al-Muzaffar juga bukan penasehat yang baik. Kebiasaan yang suka berfoya-foya dikecam oleh banyak orang, paling utama rakyat.

Sebab tidak memiliki pemimpin yang cakap dan raja Andalusia cuma seseorang raja boneka, secara lama-lama Andalusia kehabisan kewibawaannya. Tidak cuma itu, Andalusia juga hadapi kemunduran, baik di bidang politik, kebudayaan maupun sosial ekonomi.

2. Kemerosotan Ekonomi

Penyebab runtuhnya Andalusia tidak dapat lepas dari kemerosotan ekonomi yang terjalin. Mayoritas raja Andalusia lebih fokus buat melakukan pembangunan raga alih-alih meningkatkan budaya dan membetulkan keadaan negeri.

Ini nampak dengan banyaknya bangunan megah dan monumental di bermacam sudut kota Andalusia. Pembangunan ini pastinya memerlukan dana yang besar, sehingga pendapatan negeri sebagian besar dihabiskan buat membangun proyek gedung-gedung ini.

Tidak hanya permasalahan pembangunan yang tidak pas sasaran, pemerintah Andalusia juga lebih fokus buat meningkatkan kebudayaan Islam. Ini membuat permasalahan perekonomian tidak memperoleh sorotan dan atensi yang lumayan, sehingga kebijakan pemerintah tidak pas sasaran.

Mayoritas anggaran negeri tidak digunakan buat kepentingan rakyat, melainkan buat membiayai tentara bayaran ataupun membangun gedung. Dengan banyaknya serbuan yang diterima oleh Andalusia dari negeri lain, secara lama-lama keadaan ekonomi Andalusia memburuk.

3. Sistem Peralihan Kekuasaan yang Kurang Jelas

Runtuhnya Andalusia juga tidak lepas dari sistem peralihan kekuasaan yang kurang jelas. Perihal ini dapat terjalin sebab kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan silih berebut kekuasaan. Perselisihan antar putra mahkota juga terjalin buat merebutkan sofa raja.

Perebutan kekuasaan ini membuat keadaan internal Andalusia kian lemah. Stabilitas negeri mulai goyah dan kekuatan Andalusia juga lebih rentan buat sirna. Terlebih sistem pemerintahan Andalusia mulai kurang jelas dengan terdapatnya raja boneka dan penasehat raja yang sangat berkuasa.

Selama pemerintahan Hisyam II, banyak pergantian yang terjalin dalam sistem pemerintahan Andalusia. Salah satunya adalah penghapusan sistem khalifah dan mundurnya dia dari sofa raja. Ini membuat keadaan Andalusia jadi terus menjadi lemah sebab banyak elite kerajaan yang kesimpulannya mengincar posisi tersebut.

4. Andalusia Terpecah

Dengan tidak terdapatnya figur pemimpin yang cakap, Andalusia yang lebih dahulu adalah negeri besar kesimpulannya terpecah. Banyak daerah Andalusia yang kesimpulannya memilih gerakan separatisme, memisahkan diri, setelah itu mendirikan negeri sendiri.

Salah satu kerajaan kecil yang lumayan menonjol di tahun pecahnya Andalusia adalah kerajaan kepunyaan Dinasti Muwahiddun. Dalam jangka waktu kurang dari 50 tahun, mereka sukses masuk ke Andalusia dan menjadikannya sebagai kekuatan terpusat.

Tidak cuma Andalusia, dinasti ini juga sukses memahami daerah berarti yang lain, adalah Cordova, Almeria dan Granada. Walaupun begitu, kekuasaan dinasti ini juga tidak berlangsung lama sebab kekuatan Kristen masuk dan menghancurkan daerah Andalusia.

5. Konflik Antara Islam dan Kristen

Sejarah runtuhnya Andalusia juga terjalin sebab terdapatnya konflik antara Islam dan Kristen. Saat itu umat Kristen tengah membangun kekuatan dengan Ferdinand dan Isabella sebagai pemimpinnya. Dalam waktu pendek, Granada, salah satu kota besar kepunyaan Andalusia, jatuh ke tangan Kristen.

Perihal ini terus bersinambung ke daerah yang lain, mengingat di saat yang sama kekuatan Andalusia lagi melemah. Kala itu terdapat asumsi kalau umat Islam yang terdapat di Andalusia adalah ancaman untuk umat Kristen. Sehingga lemahnya Andalusia saat itu dimanfaatkan dengan baik oleh kekuatan Kristen.

Kesimpulannya secara lama-lama, kekuatan Kristen sukses memahami Andalusia. Kekuatan Islam yang mulai terdesak juga kesimpulannya menyerah dengan memilih keluar dari daerah Spanyol. Opsi tersebut dinilai pas, mengingat kekuatan Kristen akan menewaskan umat Islam yang masih tersisa di Andalusia.

Runtuhnya Andalusia

Akhir Kekuasaan Islam di Andalusia

Banyaknya tekanan dari internal dan eksternal kerajaan, secara tidak langsung membuat Andalusia kian lemah. Kesimpulannya di tahun 1492, kekuasaan Islam di Andalusia sirna dengan tumbangnya Granada di tangan kekuatan Kristen.

Peristiwa ini diucap sebagai peristiwa Reconquista, adalah membalikkan status muslim ke Kristen di daerah Spanyol. Orang-orang Kristen yang lebih dahulu jadi minoritas di dorong buat melakukan migrasi ke Andalusia dan menempati pos-pos yang lebih dahulu di duduki oleh umat Islam.

Secara simbolis, peristiwa Reconquista ini disyarati dengan diberikannya kunci kota Granada oleh khalifah Islam terakhir Andalusia kepada Ferdinand dan Isabella. Dengan pemberian kunci tersebut, secara tegas memperlihatkan kalau Islam di Andalusia sudah takluk dengan kekuatan Kristen.

Runtuhnya Andalusia

Akibat Runtuhnya Andalusia

Dengan runtuhnya Andalusia, terdapat sebagian akibat yang dapat dialami, spesialnya buat daerah Spanyol, antara lain:

1. Hilangnya Islam dari Andalusia

Saat kekuatan Kristen melanda dan sukses mengalahkan Runtuhnya Andalusia, mereka memberikan 3 opsi buat umat Islam yang terdapat disitu. Ketiga opsi tersebut adalah meninggalkan Andalusia, pindah ke agama Kristen ataupun dibunuh.

Kebanyakan penduduk muslim di daerah Andalusia memilih berangkat dan mengungsi ke Afrika. Kesimpulannya di tahun 1609, telah tidak terdapat lagi kekuatan Islam yang tersisa di Andalusia. Ini menjadikan Runtuhnya Andalusia secara penuh terletak di dasar kendali kekuatan Kristen.

2. Beralihnya Masjid jadi Gereja

Sebab hilangnya kekuatan Islam di Andalusia, bermacam bangunan ibadah Islam juga dialihkan jadi gereja ataupun gedung sejarah. Hingga saat ini gedung-gedung ini masih dapat dilihat dan di datangi oleh peziarah, apalagi corak dan polanya masih kental dengan Runtuhnya Andalusia Islam.

Sebagian runtuhnya Andalusia telah jadi puing-puing apalagi dihancurkan. Jika lebih dahulu Andalusia jadi fakta kegemilangan budaya Islam, berikutnya Andalusia bergeser jadi negeri Eropa dengan Kristen sebagai agama utamanya. Bermacam simbol keislaman juga banyak yang dihapus ataupun diganti.

Dengan uraian diatas, bisa diambil kesimpulan kalau penyebab runtuhnya Andalusia lumayan lingkungan. Tidak cuma dari kekuatan internal kerajaan saja yang lemah, tetapi serbuan terus menerus yang dicoba oleh kekuatan Kristen membuat Islam Andalusia wajib bertekuk lutut dan menyerah.